SISTEM PAKAR
DIAGNOSA PENYAKIT VERTIGO MENGGUNAKAN METODE NAIVE BAYES CLASSIFIER
Latar Belakang
Vertigo adalah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari
tubuh atau lingkungan sekitarnya dengan gejala lain yang timbul terutama dari
sistem otonom, yang disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh oleh
berbagai keadaan atau penyakit.(Sutarni sri. dkk, 2016). Vertigo adalah penyakit yang digolongkan sebagai salah satu
bentuk gangguan keseimbangan atau orientasi pada ruangan. Keseimbangan diatur
oleh beberapa sistem di antaranya sistem vestibular, sistem visual, dan sistem
somato sensorik (propioseptik). Untuk mempertahankan keseimbangan, setidaknya 2
dari 3 sistem tersebut harus berfungsi dengan baik. Pada penderita vertigo,
dapat saksikan adanya nistagmus. Nistagmus adalah gerak ritmik yang involunter
dari pada bola mata. Gerakan pada vertigo umumnya gerakan berputar, namun
sesekali dijumpai kasus dimana gerakan
bersifat linier (garis lurus) tubuh seolah–olah didorong atau ditarik
menjauhi bidang vertikal (Lumbantobing, 2013)
Vertigo disebabkan oleh gangguan
atau kelainan penyakit pada sistem vestibular. Sering vertigo disertai oleh
gangguan sistem otonom, seperti mual, pucat, keringat dingin, muntah, perubahan
denyut nadi, tekanan darah dan diare. Seperti yang dikemukakan sebelumnya
pemeriksaan penderita vertigo dengan keluhan vertigo membutuhkan diagnosis yang
akurat, dan dapat menentukan diagnosis penyebabnya. Saat ini tersedia berbagai
macam tes yang canggih, demikian juga tes mengenai fungsi vestibular, namun
kita masih banyak dapat ditolong oleh pengambilan anamnesis yang baik serta
pemeriksaan fisik yang seksama. (Lumbantobing, 2013).
Vertigo mengenai semua golongan
umur. Muzayyin (2007) dalam Sutarmi et al. (2016:3). Vertigo terjadi pada sekitar 32% kasus, dan sampai dengan 56,4%
pada populasi orang tua lebih dari 40 tahun. Sementara itu, angka kejadian
vertigo pada anak-anak tidak diketahui, tetapi dari studi yang lebih baru pada
populasi anak sekolah di Skotlandia, dilaporkan sekitar 15% anak paling tidak
pernah merasakan sekali serangan pusing dalam periode satu tahun. Sebagian
besar hampir 50% diketahui sebagai “paroxysmal vertigo” yang disertai
dengan gejala-gejala migren, pucat, mual, fonofobia, dan fotofobia. (Wahyudi,
Kimbul Kupiyah, 2012). Vertigo penting di
pahami karena keluhan dizziness
(keluhan pusing) secara umum merupakan keluhan ketiga yang paling sering
membawa pasien berobat ke dokter, setelah keluhan nyeri pinggang dan nyeri
kepala, dengan insindensi 5-10%. Samy dan Egan (2013) dalam Sutarmi et al.
(2016:2). Dalam kehidupan sehari-hari
masih kurang pengetahuan tentang deteksi dini penyebab vertigo. Berdasarkan
survey yang dilakukan pada 50 orang ditemukan xx% tidak paham terkait penyebab
vertigo. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit
vertigo adalah sistem pakar.
Arhami, muhamad. (2005) menyatakan
bahwa sistem pakar adalah salah satu aplikasi pertama yang muncul dari riset
awal dalam bidang kecerdasan buatan, dan penjelasan. Penalaraan sistem pakar merupakan salah satu
aplikasi pertama dari generasi bahasa alami.
Hal ini disebabkan oleh basis pengetahuan seperti penalaran harus secara
relatif dan secara langsung, namun penjelasan yang bersifat universal telah diakui sebagai keinginan fungsionalitas
dalam sistem pakar.
Parsaye dan Chignell (1998)
menyatakan bahwa ketidakpastian adalah komponen penting dalam sistem pakar.
Ketidakpastian dalam sistem pakar adalah pengetahuan tidak pasti dalam bentuk
aturan dengan nilai kemungkinan yang disediakan seorang pakar. Metode utama
untuk menangani ketidakpastian adalah probabilitas Bayesian, teori pembuktian Dempster-Shafer,
Faktor Kepastian (Certainty Factor)
dan himpunan Fuzzy (Fuzzy Logic). Metode Bayesian adalah
pendekatan secara statistik untuk menghitung trade off di antara keputusan yang
berbeda-beda, dengan menggunakan probabilitas dan nilai yang menyertai suatu pengambilan
keputusan tersebut. Secara umum teori Dempster-Shafer
ditulis dalam suatu interval: Belief,
Plausibility. Naive Bayesian
Classification merupakan
sebuah metoda klasifikasi yang berakar pada teorema
bayes. Metode pengklasifikasian dengan menggunakan metode probabilitas dan
statistik yang dikemukakan oleh ilmuwan Inggris Thomas Bayes, yaitu memprediksi
peluang di masa depan berdasarkan pengalaman di masa sebelumnya sehingga
dikenal sebagai teorema bayes. Ciri
utama dari Naïve Bayes Classifier ini
adalah asumsi yang sangat kuat (naïf) akan independensi dari masing-masing
kondisi atau kejadian. Naïve Bayes
untuk setiap kelas keputusan, menghitung probabilitas dengan syarat bahwa kelas
keputusan adalah benar, mengingat vektor informasi obyek. Algoritma ini
mengasumsikan bahwa atribut obyek adalah independen. Probabilitas yang terlibat
dalam memproduksi perkiraan akhir dihitung sebagai jumlah frekuensi dari master
tabel keputusan (Feldman, R & Sanger, J 2007).
Penelitian ini akan membangun sebuah
sistem pakar yang dapat membantu seseorang untuk mendeteksi dini penyakit
vertigo yang diderita
berdasarkan gejala yang dialami. Hal tersebut sesegera mungkin dapat
mengambil tindakan yang lebih lanjut untuk pencegahan.
Dan juga selain itu,
sistem ini dapat memberikan
informasi mengenai penyakit vertigo kepada penderitanya. Untuk
mengatasi permasalahan pengklasifikasian jenis-jenis gejala penyakit vertigo tersebut diperlukan sebuah
penghitungan yang menerapkan metode yang dapat mengklasifikasikan gejala-gejala
tersebut apakah sesuai dengan keadaan permasalahan pasien. Salah satu metode
yang dapat diterapkan dalam permasalahan ini adalah Naïve Bayes Classifier (NBC).
Alasan menggunakan metode Naïve Bayes Classifier adalah karena metode Naïve
Bayes Classifier merupakan penyederhanaan dari teorema Bayes, Teorema bayes
itu sendiri merupakan salah satu metode pendekatan statistik yang mensayaratkan
probabilitas harus bersyarat pada persoalan klasifikasi, pada penelitian ini
klasifikasi yang dimaksud adalah mengenai Jenis penyakit vertigo dan gejala-gejala yang timbul dari
jenis penyakit vertigo
tersebut. Metode Naïve Bayes Classifier
diambil dari teknik data mining yang mudah dipahami sehingga dapat
dijadikan dasar pengambilan keputusan.
0 komentar:
Post a Comment